Keadilan (Uang) Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Siapa yang tidak kenal dengan uang? Era ini, uang didewakan, dituhankan, apapun itu demi uang, hampir semua masalah terselesaikan jika ada uang, itulah wajah Indonesia saat ini. Sengketa tanah dimenangkan oleh pihak yang memiliki modal lebih, suap sana suap sini untuk melancarkan urusan tanah ini, tidak perduli dengan asal muasal dan sejarah, bahkan makam yang sudah ada sejak dahulu diklaim menjadi milik seseorang, sungguh kepemerintahan Indonesia terlihat cacat, tunduk pada pengusaha-pengusaha kelas atas, membungkuk pada kapitalisme sesat tanpa toleransi sedikitpun dengan keadaan rakyatnya. Kekuasaan tertinggi ditangan Rakyat, apakah itu saat ini yang kita rasakan? Sistem demokrasi terpimpin yang tidak lagi ada artinya saat ini, menjadikan pendiri-pendiri negeri ini sebagai sampah masalalu dan sejarah yang hanya ditulis dibuku-buku pelajaran sekolah dasar, sistem-sistem kepemerintahan sudah berubah saat ini, Demokrasi hanya sebagai identitas negeri, Demokrasi hanya dapat dinikmati mereka yang beruang. Apakah ini demokrasi yang diusung disanjung dan dibumbung? Bukan, ini demokrasi sakit, uang, kapitalisme busuk.


Uang, masih saja uang, demi uang wanita rela menjadi gundik para boss-boss busuk itu, pria rela menjadi simpanan tante-tante menjijikkan itu. Dimana idealisme-idealisme hidup Indonesia? Sedangkan dunia awam barat masih saja menganggap Indonesia adalah bagian timur raya yang beradab, penuh dengan sopan santun dan adat istiadat kebudayaan yang kental, sebagian kaum intelektual dunia barat menganggap kita sudah tidak ada bedanya lagi dengan mereka, yang jika ini dimanfaatkan, hancurlah Indonesia, tempat dimana kalian berdiri, menginjakkan kaki, menjalani kehidupan kita ini. Lihat beberapa tahun lagi jika kita masih seperti saat ini, anakmu akan menyalahkanmu atas keadaan yang mereka tak akan pernah tahu asal sebabnya. Berfoya-foya sedangkan diluar tempat kesenangan itu masih banyak rakyat yang mengais-ais tong sampah demi sesuap nasi yang mungkin untuk kalian adalah makanan yang tidak lagi enak.

Masih tentang uang, semua bencana yang ditimbulkan penggundulan hutan, penambangan yang tidak terarah membunuh semua ekosistem didekatnya, banjir, tanah longsor, gempa bumi, salah siapa? Salah kita, manusia. Exploitasi-exploitasi berlebihan, Alam, Anak, Manusia, Perempuan, bahkan aib seseorang demi uang. Ya, memang salah keadaan, tapi keadaan ini ada karena kita adakan, karena kita memulai sebab, tidak akan ada akibat tanpa sebab, jika kalian masih memiliki otak, kita bisa berpikir kearah sana, bukan hanya meronta saat keadaan memaksa kita kedalam jurang terjal, bukan hanya bisa meratap ketika keadaan sudah tak lagi bersahabat. Sebagai generasi yang diberikan tanggungjawab atas bangsa ini, seharusnya kita mampu berpikir untuk negara ini, sekedar berpikir akan dibawa kemana anak, cucu dan keturunan kita. Saat ini, ya, mereka generasi tua masih mau mengurusi kepemirantahan dan mencoba membangun bangsa besar namun kerdil ini, tapi, ingatkah kita jika mereka semua hanya manusia? Mereka tetap akan mati satu saat nanti, dan mau tidak mau, kitalah yang akan meneruskan mereka.


Kehidupan ini berat memang, tapi jangan sekali-sekali diperbudak keadaan yang ujung dari semuanya adalah uang. Untuk apa uang jika terjajah? Untuk apa uang ji8ka uang kita tak berarti dimata dunia? Tak berharga, memprihatinkan. Timur Raya bagian Asia Tenggara dan inilah Indonesia, saat ini bukan lagi lukisan yang digantung di tembok-tembok, yang memancarkan aura keindahan, melainkan sebuah keset usang dipelataran kerajaan. Bukan lagi sebuah cerminan panutan seperti di era perjuangan, dimana seluruh Asia mengangkat topi kemiliteran mereka terhadap keberanian rakyat Indonesia yang sepertinya sekarang mulai menjadi pengecut termakan hasutan imperial kolonial dan kapitalisme-kapitalisme dunia. Masih punya muka kah Indonesia menanggung malu ulah rakyat dan pemimpin-pemimpinnya yang menyimpang dari semuanya hanya karena Uang? Ya, uang

4 comments:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

uang telah membutakan hati nurani sebagian besar pemimpin bangsa, mau dibawa kemana bangsa Indonesia klo pemimpinnya tamak dan dzalim begini :_(

Ervyn mengatakan...

Merdeka!!! Haha... bukan lagi mereka nanti mas, giliran kita, itu sebabnya, mari kita berpikir... hehe

Anonim mengatakan...

saatnya kau muda bangkit.......................!


REVOLUSI

Posting Komentar

 

Sahabat

Mari Bergabung

Sumbangkan pemikiran kalain, bergabung menjadi kontributor Pemuda Indonesia. Jika anda berminat, silahkan baca cara bergabung dengan kami disini. Terimakasih.

Login

Klik Disini untuk Login ke Blogspot

Indonesiaku Indonesiamu

Indonesiaku Indonesiamu
Bangga menjadi anak Indonesia
© Pemuda Indonesia Template Copyright by Pemuda Indonesia | PEMUDA INDONESIA | There's will be no Pain