Mukadimah


Keprihatinan saya pribadi melihat generasi masa saya, karena begitu banyak penyelewengan-penyelewengan, pelanggaran-pelanggaran dan sebagainya, membuat generasi saya sepertinya sudah mulai anti moral bahkan menurut saya pribadi, agama menjadi seperti sampah saja bagi generasi masa saya. Saya sendiri bukanlah pemuda suci yang luput dari kesalahan-kesalahan sebagai manusia, bagi saya, kritik-kritik ini adalah merupakan kritikan terhadap saya sendiri dan ataupun generasi masa saya yang saya rasa memang sudah sangat keterlaluan ini. Diperbudak segala sesuatu yang ke-barat-barat-an, hampir menuju negara kapitalisme tingkat atas, sebagian masyarakat menjadi hedonis, tak bertoleransi lagi dengan sesamanya, menjadi sebuah negara yang tak lagi kenal dengan jati dirinya, menjadi sebuah masyarakat dengan kesenjangan sosial yang sangat terasa dan sudah menjadi tradisi. Kaum tua, bagi kami atau saya khususnya adalah panutan yang terkadang kami sendiri tidak tahu, haruskah dipanuti semuanya, atas apa yang mereka jadikan saat ini. Para tikus-tikus got generasi tua, membuat kami bimbang memilah panutan, yang kami kira suci ternyata berlumpur didalam baju-baju safari. Mereka yang berdasi, yang kami kira benar-benar pandai ternyata tak lebih dari seorang anak Taman Kanak-kanak yang mamalsukan ijazah S1-nya.


Inikah bangsa kami yang kemerdekaannya dari penjajahan asing dibayar dengan darah para pahlawan-pahlawan tanpa pamrih itu? Inikah bangsa yang katanya sudah benar-benar merdeka dari tangan-tangan penjarah? Kami salah, kami masih dijajag oleh orang-orang bangsa sendiri, saudara sendiri, setanah air, yang menjadikan kami budak-budak kerakusan perorangan dan dijadikan kambing congek dari manusia-manusia genius pembantai bangsa sendiri, apakah kemerdekaan mutlak yang kami inginkan harus dibayar dengan peluh-peluh keringat karena penindasan dan kesewenang-wenangan sampai hari tua tiba dan tak mampu lagi dipaksa untuk memerah tenaga hari demi hari tanpa imbalan yang layak sebagai hak kami.


Kaum Sosialis masih saja tertekan oleh sejarah-sejarah yang kita tahu dimana pemenangnyalah yang menulis sejarah-sejarah, sampai saat ini, kaum-kaum ini sepertinya malah menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan terbodohi.


Indonesia, Negara besar yang diperkecil. Indonesia, bangsa yang sangat beradab namun adab sepertinya sudah dikangkangi generasi-generasi mudanya, entah, ulah siapa ini? Pemikiran kami atau didikan generasi sebelum kami.


Bangun pemuda!!! Saat ini kalian adalah harapan bangsa ini untuk nanti, anak dan cucumu. Bangun dan berhenti mengeluh.

0 comments:

Posting Komentar

 

Sahabat

Mari Bergabung

Sumbangkan pemikiran kalain, bergabung menjadi kontributor Pemuda Indonesia. Jika anda berminat, silahkan baca cara bergabung dengan kami disini. Terimakasih.

Login

Klik Disini untuk Login ke Blogspot

Indonesiaku Indonesiamu

Indonesiaku Indonesiamu
Bangga menjadi anak Indonesia
© Pemuda Indonesia Template Copyright by Pemuda Indonesia | PEMUDA INDONESIA | There's will be no Pain