Koruptor, Mengapa malah Diistimewakan??


Koruptor, lagi lagi koruptor, entah berapa sering media di Indonesia membahas tentang kasus seperti ini, tak terhitung banyaknya

Sejak Indonesia merdeka, kita menganggap bahwa Indonesia telah lepas dari penjajah. ya, kita rakyat Indonesia terbebas dari penjajah asing, namun tidak dari penjajah bangsa sendiri! sebutlah beberapa dari mereka sebagai KORUPTOR

berapa banyak uang negara yang masuk kantong mereka? untuk apa uang itu digunakan? kemewahan hidup semata? tidakkah mereka peduli dengan banyaknya, ribuan, bahkan jutaan rakyat Indonesia yang hidup miskin disana? Ironis! mereka dipilih, dipercaya untuk membawa perekonomian Indonesia agar lebih maju, agar masyarakat menerima semua hak haknya sehingga mencapai salah satu visi Negara, yaitu agar tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia. Tapi apa? mereka(koruptor) mengumbar-umbar janji manis, membuat kita percaya, bahwa merekalah yang terbaik, tapi kemana uang yang akan mereka gunakan untuk memperbaiki negara? periksa kantong mereka!

Penjajah hak bangsa seperti mereka tidak pantas menerima hidup yang mewah, mereka bersenang senang diatas kemiskinan rakyat, dengan mengambil hak rakyat! bukan seperti itu seharusnya sikap seorang pemimpin!

Penasarankah dengan kerugian yang dihasilkan koruptor Indonesia? Hasil monitoring Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap penegakan hukum kasus korupsi di sembilan provinsi selama 2009, tercatat 270 kasus korupsi dengan jumlah kerugian negara selama ini sebanyak Rp. 18.72 trilyun!!

Dengan uang yang segitu banyak, kemiskinan dapat dikurangi, namun uang itu justru masuk ke kantong orang tak bertanggung jawab. Negara merugi!!

Koruptor koruptor yang tertangkap, kini mendekam dipenjara, masyarakat mulai menghembuskan nafas lega, namun ada kejanggalan. Ingatkah akan kasus Ayin? koruptor itu menikmati fasilitas bak hotel bintang lima di selnya, walaupun terungkap, namun saya pribadi tetap tidak puas, di Cipinang, dibangun lapas khusus koruptor, walau sepertinya tidak masalah, mari kita lihat lagi, bangunan lapas itu baru dan megah, bahkan untuk pembangunannya lapas tersebut menghabiskan dana sebanyak Rp. 85 miliar. Salah seorang terpidana korupsi, Abdul Hadi Djamal bahkan sebelum pindah sel sudah menunjuk di sel mana ia akan tinggal nanti. Dia menunjuk sel sebelah toilet, supaya dia mudah untuk mencapai toilet.

Sungguh berbeda dengan lapas biasa. Dimana bangunannya lama, dan tahanan dimasukkan ke dalam sel tanpa pilih pilih.

Apakah kita sebagai penerus bangsa hanya bisa mengelus dada?

8 comments:

Ivy Aletheia mengatakan...

ya begitulah hukum rimba di indonsia..yang punya uang yang berkuasa..=='
udah terbukti bersalah aja masi dibuatin penjara,baru pula,mewah banget..=='

Anonim mengatakan...

mungkin INDONESIA BUTUH SEORANG DIKTATOR

insomnia infected mengatakan...

kalau diktator nya yang korup gimana? siapa yang bisa dan berani melawan?

Anonim mengatakan...

hmm......!
klo melihat yang sudah2 rata2 mereka ga suka korup gan.....!
rata-rata mereka menginginkan kesejahteraan rakyat itu kenapa sebagian besar diktator berasal dari orang miskin.......!
cuman jeleknya mereka ingin kekuatan absolute...!

insomnia infected mengatakan...

(kekuatan absolute)<-- ini dia bro/sis yang jadi masalah kalau pemerintahan dengan model diktator, kita udah pernah dipimpin diktator yang bernama asuharto, dalam sejarah juga tertulis semua diktator di akhir kepemimpinannya bakal mengalami kejatuhan yang naas, dibenci rakyatnya dan penuh caci maki. cth: Soeharto, Slobodan Milosevic, Bennito Mussolini, Adolf Hitler and so on.

peribahasa jawa kuno mengatakan: Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.
dengan kekuatan absolute yang dimiliki oleh seorang diktator, maka apa sih yang gak bisa dilakukannya? kalau ada yang berani melawan langsung disikat, rakyat jadi gak bisa berbuat apa2. ini sisi negatif dari diktator.
tapi aku lebih senang dipimpin diktator budiman berjiwa robin hood, ketimbang diktator keparat berjiwa sheriff nottingham
peace ^^

Lightlide mengatakan...

Jika suatu saat Indonesia di pimpin oleh diktator, siapa yang akan menjamin Indonesia tidak akan lebih buruk dari pemerintahan yang sekarang?

pemerintahan diktator itu rakyatnya tidak bisa bebas, terbukti pada masa Suharto, banyak media yang dibredeli, jika media tidak lagi bebas seperti masa sekarang ini, darimana masyarakat bisa tau jika ada penyimpangan yang terjadi di pemerintahan? sistem pemerintahan yang tertutup seperti itu bukan sistem pemerintahan yanng cocok untuk masyarakat Indonesia yang memiliki prinsip MERDEKA ATAU MATI

Ervyn mengatakan...

Kamu lihat Positifnya dari keterbatasan Media donk Dew... Tidak banyak lagi kejahatan yg timbul, sadar atau tidak, kebebasan Media sudah melampaui batas. Ambil aja contoh : Mempublikasikan Modus2 Perampokan atau Kejahatan baru, modus ini biasanya akan di publikasi dengan mendetil oleh media, banyak yang akan mengikuti lagi modus2 baru ini... Mungkin reda sesaat tapi nanti modus2 ini akan diulang kembali oleh mereka yang meniru, mungkin maksudnya buat antisipasi, tp justru ini yg bahaya, kalau setiap yang tertangkap menggunakan modus yang sama, yang lain akan mencari atau menyempurnakan modus itu, namanya kejahatan itu kan g hanya karena niat... tapi lebih pada adanya kesempatan dan modus ini... waspadalah... waspadalah....

Lightlide mengatakan...

kayak bang Napi T_T

Posting Komentar

 

Sahabat

Mari Bergabung

Sumbangkan pemikiran kalain, bergabung menjadi kontributor Pemuda Indonesia. Jika anda berminat, silahkan baca cara bergabung dengan kami disini. Terimakasih.

Login

Klik Disini untuk Login ke Blogspot

Indonesiaku Indonesiamu

Indonesiaku Indonesiamu
Bangga menjadi anak Indonesia
© Pemuda Indonesia Template Copyright by Pemuda Indonesia | PEMUDA INDONESIA | There's will be no Pain